PERILAKU MANAJERIAL



Apakah anda sering memutus pembicaraan orang? Apakah anda sering memotong pembicaraan orang? Apakah anda memikirkan apa yang akan anda katakan ketika pembicara sedang berbicara? Apakah anda memikirkan apa yang anda akan lakukan ketika mendengar pembicaraan orang? Kalau jawabannya “Ya” pada sebagian besar pertanyaan diatas, maka anda termasuk orang yang mendengar tapi tidak menyimak.
Perlu kita fahami bersama bahwa faktor utama dalam mencapai keberhasilan komunikasi terletak pada efektifitas menyimak.
Beberapa alasan orang menyimak informasi antara lain – untuk belajar, mendapatkan informasi, membuat keputusan, atau menyelesaikan masalah. Agar tujuan tersebut dapat tercapai, maka hal penting yang perlu kita ingat adalah: kita akan sulit untuk menyimak apabila kita berbicara. Maka hentikan omong ketika mendengar dan simak baik-baik.
Mendengar (hearing) dan menyimak (listening) merupakan dua hal yang berbeda. Mendengar adalah menerima atau merasakan suara melalui stimulasi gendang telinga oleh gelombang suara. Ini merupakan faktor fisiologis pada proses komunikasi. Menyimak adalah proses menginterpretasikan dengan benar tentang maksud dan perasaan dibalik kalimat yang disampaikan oleh pembicara. Ini merupakan faktor psikologik atau berfikir dalam sebuah proses komunikasi.


ETIKA MANAJER
Etika (Yunani Kuno: “ethikos”, berarti “timbul dari kebiasaan”) adalah cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab.
Etika terbagi menjadi tiga bagian utama: meta-etika (studi konsep etika), etika normatif (studi penentuan nilai etika), dan etika terapan (studi penggunaan nilai-nilai etika).
ETIKA MANAGER
Etika manajerial adalah standar prilaku yang memandu manajer dalam pekerjaan mereka.
Ada tiga kategori klasifikasi menurut Ricky W. Griffin dalam bukunya yang berjudul Business
* Perilaku terhadap karyawan
* Perilaku terhadap organisasi
* Perilaku terhadap agen ekonomi lainnya
Perilaku terhadap karyawan
Kategori ini meliputi aspek perekrutan, pemecatan, kondisi upah dan kerja, serta ruang pribadi dan penghormatan. Pedoman etis dan hukum mengemukakan bahwa keputusan perekrutan dan pemecatan harus didasarkan hanya pada kemampuan untuk melakukan pekerjaan. Perilaku yang secara umum dianggap tidak etis dalam kategori ini misalnya mengurangi upah pekerja karena tahu pekerja itu tidak bisa mengeluh lantaran takut kehilangan pekerjaannya.
Perilaku terhadap organisasi
Permasalahan etika juga terjadi dalam hubungan pekerja dengan organisasinya. Masalah yang terjadi terutama menyangkut tentang kejujuran, konflik kepentingan, dan kerahasiaan. Masalah kejujuran yang sering terjadi di antaranya menggelembungkan anggaran atau mencuri barang milik perusahaan. Konflik kepentingan terjadi ketika seorang individu melakukan tindakan untuk menguntungkan diri sendiri, namun merugikan atasannya. Misalnya, menerima suap Sementara itu, masalah pelanggaran etika yang berhubungan dengan kerahasiaan di antaranya menjual atau membocorkan rahasia perusahaan kepada pihak lain.
Perilaku terhadap agen ekonomi lainnya
Seorang manajer juga harus menjalankan etika ketika berhubungan dengan agen-agen ekonomi lain—seperti pelanggan, pesaing, pemegang saham, pemasok, distributor, dan serikat buruh.
Etika Manajerial
Beberapa tahun belakangan ini, berita di saluran TV nasional sepertinya sama semua isinya.. Kalo gak korupsi, ya demo karyawan yang di PHK.. Atau juga berita pejabat, entah itu di tingkat eselon atau tingkat bawah, aparat negara (polisi, tentara) yang terlibat dalam penggunaan obat terlarang, dan lain-lain… Sampai bosen sendiri dengernya.. Kebanyakan masalah yang diangkat di berita adalah tentang perilaku atau etika manajerial. Berdasarkan dari berbagai buku MSDM antara lain: Sunarto, Chuck William, Stephen Robbins, berikut ini sedikit ulasannya..

Etika (ethics) adalah keyakinan pribadi seseorang mengenai apakah suatu perilaku, tindakan atau keputusan adalah benar atau salah. Etika manajemen berbicara mengenai nilai-nilai yang dianut oleh organisasi sehubungan dengan kegiatan bisnis yang dijalankannya.

Beberapa isu seputar etika, antara lain: (1) Penggunaan obat-obat terlarang, (2) Pencurian oleh para pekerja (korupsi), (3) Konflik kepentingan, (4) Pengawasan kualitas (quality control), (5) Penyalahgunaan informasi yang bersifat rahasia, (6) Penyelewengan dalam pencatatan keuangan, (7) Penyalahgunaan penggunaan aset perusahaan, (8) Pemecatan tenaga kerja, (9) Polusi lingkungan, (10) Cara bersaing dari perusahaan yang dianggap tidak etis, (11) Penggunaan pekerja di bawah umur, dan (12) Pemberian hadiah kepada pihak-pihak tertentu yang terkait dengan pemegang kebijakan.

PEMBUATAN KEPUTUSAN ETIS
Didorong oleh sebagian peningkatan keprihatinan terhadap skandal etika dalam bisnis dan sebagian lagi oleh peningkatan kesadaran perusahaan mengenai pentingnya perilaku etis, banyak organisasi telah menekankan kembali perilaku etis pada diri karyawan. Penekanan ini dapat berupa berbagai macam bentuk, tetapi perilaku etis harus dimulai dari manajer puncak.

Prinsip dalam pembuatan keputusan etis meliputi :
1. Pendekatan manfaat: Harus menghasilkan kebaikan terbesar bagi banyak pihak.
2. Pendekatan individualisme: Mendukung kepentingan jangka panjang dan mengarah kebaikan yang lebih besar.
3. Pendekatan hak-hak moral: Tidak melanggar hak asasi dari mereka yang dipengaruhi oleh keputusan-keputusan tsb.
4. Pendekatan keadilan: Didasarkan pada standar keadilan, kewajaran dan sikap tidak memihak.

PENYIMPANGAN DI TEMPAT KERJA
Penyimpangan di tempat kerja adalah perilaku tidak etis yang melanggar norma-norma organisasi mengenai benar atau salah. Terdapat 4 jenis penyimpangan di tempat kerja, antara lain:
a. Penyimpangan produksi
Perilaku tidak etis dengan merusak mutu dan jumlah hasil produksi. Misalnya: pulang lebih awal, beristirahat lebih lama, sengaja bekerja lamban, sengaja membuang-buang sumber daya.

b. Penyimpangan hak milik.
Perilaku tidak etis terhadap harta milik perusahaan. Misalnya: menyabot, mencuri atau merusak peralatan, mengenakan tarif jasa yang lebih tinggi dan mengambil  kelebihannya, menipu jumlah jam kerja, mencuri dari perusahaan lain.

c. Penyimpangan politik
Yaitu menggunakan pengaruh seseorang untuk merugikan orang lain dalam perusahaan. Misalnya: mengambil keputusan berdasarkan pilih kasih dan bukan kinerja, menyebarkan kabar burung tentang rekan kerja, menuduh orang lain atas kesalahan yang tidak dibuat.

d. Penyerangan pribadi
Merupakan sikap bermusuhan atau perilaku menyerang terhadap orang lain. Seperti: pelecehan seksual, perkataan kasar, mencuri dari rekan kerja, mengancam rekan kerja secara pribadi.

MENDORONG PELAKSANAAN ETIKA DALAM MANAJEMEN
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh perusahaan sehubungan dengan dorongan untuk melaksanakan etika dalam manajemen, antara lain :

a. Pelatihan etika (ethics training)
Adanya pembiasaan yang diberlakukan keada para pelaku organisasi, dari mulai level tertinggi sampai terendah. Hal ini dapat dilakukan melalui berbagai jenis pelatihan yang menyangkut etika dan keterkaitannya dengan perwujudan lingkungan sosial yang lebih baik.

b. Advokasi etika (Ethical Advocates)
Yaitu upaya perusahaan menjalankan etika dalam kegiatannya dengan cara menempatkan orang atau tim khusus dalam tim manajemen perusahaan yang bertugas untuk mengontrol dan mengawasi segala kegiatan perusahaan agar tetap memenuhi standar etika.

c. Kode etik (Code of Ethics)
Kode etik merupakan standar aturan mengenai etika yang harus dijalankan oleh perusahaan. Contoh: Perusahaan Xerox menetapkan aturan bahwa perusahaan akan melakukan kejujuran terhadap pelanggan, tidak akan memberikan sogokan, tidak akan merahasiakan sesuatu terhadap konsumen, tidak akan melakukan penipuan yang terkait dengan harga.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama